Bagaimana tidak, seorang laki-laki bernama Danang Sutowijoyo asal Sleman ternyata sudah membunuh lebih dari lima kucing selama satu tahun terakhir ini. Sederhana saja, alasannya adalah kesal karena kucing-kucing tersebut telah mencuri lauk di rumahnya dan yang lebih parah lagi, alasan lain yang ia kemukakan pada media adalah karena ia sedang mencoba senapan yang baru saja dibelinya. Sungguh, sebuah alasan yang tidak masuk akal dan tidak dibenarkan.
Kucing, hewan satu ini memang tidak dilindungi oleh Negara. Tapi, benarkah dengan alasan itu kita bisa layak membunuhnya begitu saja? menjadikannya untuk sasaran uji coba peluru dan senapan baru? Membunuhnya tanpa perasaan? Membiarkan peluru menembus kepalanya hingga ke rahang depan bagian wajahnya? Sebuah kesadisan yang tidak akan bisa ditoleransi
Belum habis keheranan massa akan kekejaman Danang, berita pembunuhan baru sudah kembali muncul. Sesosok mayat perempuan di temukan di pinggiran tol JORR Bintara Kilometer 41 Bekasi Timur dengan kondisi wajah hitam gosong dan sulit dikenali. Sosok perempuan ini diduga dibunuh jika dilihat dari keadaan wajah mayatnya yang gosong dan secarik kertas bertuliskan "Mampus lo!!" di sampingnya.
Lalu siapakah sebenarnya pembunuh dari perempuan yang kemudian dikenal sebagai Ade Sara Angelina Suroto yang merupakan Mahasiswi Universitas Budi Mulia (UBM) ini? Tidak lain tidak bukan, pembunuhnya adalah orang-orang terdekatnya yaitu Ahmad Imam Al-Hafitd Aso (19) yang merupakan mantan kekasihnya dan sahabat dekatnya waktu masih duduk di SMA, Assyifa Ramadhani alias Sifa (19) yang juga merupakan kekasih baru dari Hafitd. Motifnya sederhana, Hafitd tak terima karena Ade memtuskan jalinan kasihnya, hal ini dibuktikan dengan kemarahan dan ejekan Hafitd yang bertubi-tubi di account twitter milik Adesara, @adesaraa. Lalu mengapa Sifa terlibat dalam pembunuhan ini, ia mengakui pada awak media bahwa keterlibatannya pada pembunuhan Ade Sara adalah karena perasan takutnya jika Hafitd akan kembali lagi kepada Sara.
Sebuah konflik cinta segitiga remaja yang biasa sebenarnya. Saya rasa hampir semua remaja yang sudah pernah merasakan pacaran, juga mengalami kemarahan saat diputuskan dan ketakutan jika kekasihnya kembali ke pelukan sang mantan. Satu hal yang membuat kasus ini menjadi luar biasa adalah endingnya yang harus berujung pada kematian salah satu pelakon drama cinta tersebut.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah "Mengapa?". Ya, mengapa Danang Sutowijoyo begitu tega ,membunuh kucing-kucing itu tanpa perasaan? menembaknya sebagai binatang uji coba untuk peluru? Dan, benarkah efek cinta yang begitu kuat pada Hafitd dan Sifa, menjadi satu-satunya alasan mengapa merka begitu tega membunuh Ade dengan memukul, menyetrum, dan menyumpal mulutnya dengan koran lalu kemudian melemparkan mayatnya di pinggiran tol? Apa yang membuat mereka semua seperti itu? Tak adakah ketakutan saat itu?
Danang, Hafitd dan Sifa bahkan sepertinya tak nampak menyesal atas apa yang telah mereka perbuat. Danang, ia bahkan menantang orang-orang yang menyeretnya ke ranah hukum dengan kata-kata "Saya tak perlu takut mengahadapi apapun. selagi saya masih merasa saya benar.".
Tak hanya Danang, Hafitd dan Sifa juga melakukan hal serupa, beberapa orang di twitter bahkan melabeli mereka dengan sebutan "KING & DRAMA QUEEN". ya, di account twitternya masing-masing mereka bahkan terlihat shock dan kaget atas kematian Ade, tak hanya itu, mereka bahkan ikut datang untuk melayat Ade.
Lalu, benarkah mereka semua adalah psikopat?
Psikopat dapat diartikan sebagai penyakit gangguan kejiwaan, penderita psikopat biasanya suka menyendiri dan anti sosial. Ia bersikap introvert (tertutup), tapi seketika juga bisa menjadi agresivve dan sulit di prediksi. Menurut sebuah penelitian, 1 % dari total populasi dunia mengidap psikopat. sayangnya, penderita psikopat ini susah ditebak. mereka bukan orang gila yang akan melakukan segala hal di bawah alam sadar mereka. segala hal yang mereka lakukan selalu terencana, terorganisir, rapi dan matang.
Dari populasi seluruh psikopat yang ada di dunia, 15-20 persennya adalah pemerkosa, pembunuh dan koruptor. lebih dari itu, mereka tidak terlihatsebagai psikopat karena penampilannya yang menawan, mempesona, mempunyai daya tarik dan meskipun introvert, ia tetap sosok yang menyenangkan.
Berikut ini tanda-tanda psikopat antara lain:
- Sering berbohong, fasih, dan dangkal.
- Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Kadang-kadang psikopat mengakui perbuatannya, namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
- Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
- Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
- Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya.
- Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
- Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
- Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
- Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
- Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
- Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
- Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang benar.
- Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali yang salah.
- Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).
Tentu saja kesimpulan iya dan tidak, bukan jawaban cepat yang bisa dilontarkan begitu saja. butuh tes kejiwaan yang harus dilakukan oleh para pakar untuk menyimpulkan hal ini. Para psikopat biasanya terlahir dari suasana keluarga yang kurang mendukung sehingga si anak pada masa kecilnya merasa terabaikan. Seperti halnya Hafitd, menurut sebuah sumber yang bisa dipercaya, ia terlahir bukan dari keluarga damai yang utuh. Merasakan diabaikan, ia kemudian mencari hiburan dari layar tv tanpa kontrol orang tuanya. jadilah, masa kecilnya ia penuhi dengan dvd-dvd kekerasan yang belum sepantasnya ia tonton waktu seusianya saat itu.
Terlepas dari psikopat atau tidak, tetap saja tidak akan ada pembenaran dan legitimasi atas pembunuhan yang mereka lakukan. baik hewan ataupun manusia yang menjadi sasaran, pembunuhan adalah satu kejahatan kriminal tingkat tinggi yang hukumannya bisa berupa hukuman mati atau bahkan hukuman seumur hidup.
Lalu apa yang terjadi jika sudah begitu?
Penyesalan?
Mungkin sebagian besar penderita psikopat tidak merasakan ini setelah apa yang dilakukannya.
Tapi dengan kasu-kasus pembunuhan ini seyogyanya memberikan kita pelajaran dan pengalaman. segala perbuatan mengundang resiko. segala reaksi muncul karena ada aksi. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Berpikirlah sebelum melakukan segala hal.
*Dikutip dari beberapa sumber*
0 respons:
Post a Comment