Monday, June 2, 2014

SEBUAH CATATAN DARI ADIK TERCINTA, aka Setyawati Aprilianing

| |





TERINGAT MASA KECILKU, INDAHNYA SAAT ITU BUATKU MELAMBUNG DI SISIMU TERHINGGA HANGAT NAPAS SEGAR HARUM TUBUHMU KAU TUTURKAN SEGALA MIMPI-MIMPI SERTA HARAPANMU
Seorang anak kecil,yang bermain bulutangkis bersama pelatihnya, "Ayon lin ! Pukul shuttlecocknya yang keras! Ucap beliau dari seberang lapangan.
Waktu itu waktu pertama kali aku memegang raket dan shuttlecock, Pelatihku pernah berkata padaku saat aku berumur 8tahun. "Kamu harus jadi anak yang bisa dibanggakan negara!" begitu ucap beliau waktu itu.
Pelatihku rutin melatihku bermain bulutangkis. Walau sebenarnya,aku tak begitu menyukainya. Aku benci pada olahraga itu,aku selalu malas bila disuruh berlari mengelilingi lapangan. Aku benci saat disuruh melakukan kombinasi, Aku benci sekali !
"Lari yang kencang dong Alin!" pelatihku terus memberiku intruksi, "Alin capek,pak. Alin pengen istirahat" keluhku.
Plak!
"Aduh,!" aku tersungkur mencium aspal. Lututku berdarah,tanganku memar.
"Hiks...hiks...hiks..." aku mengusap-usap air mataku merasakan perihnya lututku. "Sudah,calon atlit,ngga boleh cengeng! Waktu jadi atlit nanti kamu akan lebih sering jatuh!" pelatihku membantuku bangun.
Sejak saat itu,aku tak lagi benci dgn bulutangkis,karena bulutangkis memang olahraga keras. Aku tak mungkin bisa bermain,saat kondisiku lemah.
KAU INGINKU MENJADI YANG TERBAIK BAGIMU PATUHI PERINTAHMU JAUHKAN GODAAN YANG MUNGKIN KU LAKUKAN DALAM WAKTUKU BERANJAK DEWASA. JANGAN SAMPAI MEMBUATKU TERBELENGGU JATUH DAN TERINJAK.
Aku membuka folder dihandphoneku,ku buka foto-foto dimasa lalu. Aku terlihat pendek berbeda jauh dengan sekarang. Air mataku menetes membuka foto, saat aku berdiri pada podium paling atas dan tangan kananku mengacungkan tropy. "Kakinya gimana?udah ga sakit kan?" pelatihku memegang pundakku sebelum aku memasuki arena pertandingan. Aku menggeleng pelan dan kucium tangannya.
"Do'akan ya pak!" ucapku
"Pasti,jangan lupa berdo'a saat kamu kesulitan." kata pelatihku. Pelatihku mengantarkan aku ke arena pertandingan. Aku merasa sangat bangga waktu itu delapan tahun usiaku,aku bisa naik ke podium tertinggi Olimpiade Olahraga seKabupaten. Semua itu karena Allah,karena telah mengirimkan pelatih hebat seperti beliau.
Beliau selalu menemaniku sebelum bertanding dan dia selalu mengatakan bahwa semua ini rencana Allah apapun yg terjadi Allh Swt yg menentukan, dan saat aku kesulitan aku tak boleh menunjukan kelemahanku,aku hanya boleh berdo'a kepadaNya. Itu yg selalu kuingat dalam benakku dan dua kalimat motivasi itu yg membuatku tegar hingga saat ini.

0 respons:

Ir arriba

Post a Comment

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba