Monday, October 6, 2014

MBA (MARRIED BY ACCIDENT) BENARKAH SEBUAH SOLUSI MERAIH RESTU ORANG TUA??

| |

Beberapa bulan yang lalu, gw dapet undangan pernikahan seorang kawan yang tidak terlalu dekat sebenarnya. Awalnya gw kaget, karena yang gw pernah denger, hubungan mereka sama sekali gak direstuin oleh orang tua pihak perempuan. Apa yang membuat mereka tidak merestui? Sampai disini, itu bukan urusan gw.

Mengetahui pernikahan mereka yang akan segera dilaksanakan, gw cuma bisa ikut happy dan mendoakan segala yang terbaik bagi mereka. Yah, sebagai seorang kawan hanya itu kan yang bisa gw lakuin?

Beberapa bulan kemudian kawan gw ini ngelahirin, dan sekali lagi itu bikin gw kaget. Usia pernikahan mereka yang baru saja beberapa bulan sepertinya masih belum cukup untuk usia kehamilan seorang wanita yang biasanya berusia sembilan bulan. Adik gw yang masih SMP nanya ke gw “Mbak Ayu, kalau belum sembilan bulan itu namanya prematur kan? Berarti itu bayinya prematur dong?”

Saat adik gw nanya kayak gitu, otak gw malah mikir lain. Kalian pasti tahu apa yang gw pikirin kan? Right!! Kenapa gw berpikir seperti itu? Karena sebelum ini, kejadian semacam itu juga sudah seringkali terjadi.

Oke, gw gak akan ngajak kalian bergosip tentang aib orang. Gw pengin kita bisa sama-sama mengambil pelajaran dari hal-hal semacam ini.

Melihat kasus yang saat ini sudah menjadi biasa itu, gw sampai pada kesimpulan jika MBA ADALAH SALAH SATU CARA EFEKTIF MERAIH RESTU ORANG TUA.

Gimana gak efektif? Kalau udah gitu mau gak mau juga harus dinikahin kan?

Tapi, mari kita lihat seberapa EFEKTIF-kahnya cara ini?

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, hal itulah yang seringkali gw dengar saat orang tua menolak pilihan si anak. Emak gw juga bilang gitu kok waktu beliau gak setuju saat gw berhubungan sama seorang laki-laki pilihan gw. Emak gw bilang, dia bukan laki-laki baik. Waktu itu gw ngebantah, karena kelakuan dia selama sama gw baik-baik aja. Emak gw terus nolak kehadiran laki-laki itu disamping gw dan gw juga makin ngotot mengatakan kalau dia laki-laki yang baik. Seiring berjalannya waktu, gw baru tahu satu hal, ternyata selama ini bukan “BAIK YANG MENJADIKAN SAYA CINTA”, tapi “CINTA YANG MEMBUAT DIA JADI TERLIHAT BAIK”. Singkat cerita, akhirnya gw putus juga sama tuh laki-laki dan setelah kejadian itu gw mulai ngerasa kalau terkadang penolakan dari orang tua atas pilihan cinta kita adalah hal yang wajar. Sama seperti manusia lainnya yang selalu menerima atau menolak suatu keputusan, orang tua juga selalu punya alasan mengapa ia harus menolak apa yang menjadi pilihan kita.

LALU, APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SAAT ORANG TUA MENOLAK PILIHAN CINTA KITA?

Ada dua hal yang bisa kita lakukan, yaitu:

LANGSUNG MENURUTI DAN MEMBUANG JAUH-JAUH SI DIA DARI KEHIDUPAN CINTA KITA, atau

MEMBUKTIKAN JIKA PILIHAN KITA BENAR DENGAN CARA YANG BENAR!!

Pilihan pertama, rasanya hal itu sedikit sulit kita lakukan mengingat saat ini kita sudah cukup umur untuk berpikir dan cenderung menginginkan alasan untuk suatu penolakan. Apalagi jika itu berkaitan dengan  sesuatu yang sudah kita  pilih dan kita anggap benar. Wajar saja kok kalau kita marah, jengkel dan sebal atas penolakan orang tua terhadap cinta yang kita pilih. Satu hal yang harus diperhatikan disini adalah apa yang membuat kita marah, jengkel dan sebal itu benar, atau hanya karena perasaan cinta kita yang terlalu besar? Memang terkadang kita menjadi sulit berpikir logis saat hati kita dibuai asmara dan cinta yang menggelora. Otak kita yang biasanya begitu cerdas membedakan mana yang benar dan salah seolah-olah menjadi tidak berfungsi saat kita sedang jatuh cinta.

Kita terus berkata “Mama, dia baik kok. Beneran deh dia baik, dia gak jahat, dia cakep, pinter, keluarganya kaya lagi. Dia juga perhatian sama aku, Ma.”

Dan sayangnya, Mama-Mama tercinta kita itu menjawab datar tanpa ekspresi “Mama gak suka sama dia, dia bukan anak baik.”

Atau yang lain lagi?

“Pak, dia baik kok. Sumpah deh!! Papa gak tahu sih, kemarin dia ajak aku jalan2, bayarin makan, beliin baju dan masih banyak lagiiiii…”

Tapi jawaban Papa-papa kita malah bikin kita manyun “Kalau bayarin si emang harus, kan dia cowok! Masa harus kamu juga yang bayarin? Pokoknya Papa gak suka sama dia, dia bukan anak baik-baik.”

Nah lu, kalau terus-terusan kayak gitu gimana dong?

Orang tua gak akan begitu saja mengatakan seorang anak baik atau tidak baik tanpa alasan. Jika sebelum mengenalkan pacar kita, orang tua memang sudah kenal dengan dia, kenapa kita tidak percaya dengan orang tua kita? Orang tua tidak akan menjerumuskan anaknya ke dalam lubang penderitaan kan?

Oke, tapi kalau orang tua kita belum pernah kenal sebelumnya gimana?

Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah tetap mengendalikan perasaan kita. Jangan sampai rasa cinta menguasai kecerdasan otak kita. Ingat, cinta itu adalah satu hal yang menghalangi kita untuk bisa menjadi mahluk objektif. Kenapa begitu? Karena cinta akan membuat dia tetap terlihat baik dimata kita walau apapun kejahatannya. Cinta juga akan membuat kita menganggap berlebihan segala hal wajar yang sudah seharusnya dia lakukan pada kita. Karena cinta itu buta, maka kita lah yang harus tetap mengaktifkan mata kita.

Hal lainnya yang lebih penting adalah JANGAN PERNAH MENJADIKAN PENOLAKAN ORANG TUA SEBAGAI ALASAN UNTUK MEMUSUHI MEREKA.

Aduhhh, please deh!! Lu bisa apa sih kalau gak ada orang tua? Jangankan bisa, lahir ke dunia aja kagak bakalan kalau tanpa orang tua.

Ajak orang tua kita duduk bersama dan bicarakan masalah ini baik-baik. Katakan pada Mama dan Papa kalau kita ingin menempuh cara yang kedua. Buat perjanjian, jika kita tidak mampu memperlihatkan kebaikan si pacar pada mereka, kita tidak akan keberatan meninggalkannya. Gw rasa semua orang tua akan asyik-asyik aja kalau kita ajak mereka aksi damai. Beneran deh, gak ada kok orang tua yang pengen berkonflik lama-lama ama si anak.

Kalau orang tua kita setuju, ambilah cara yang kedua. Buktikan bahwa pacar kita memang benar-benar baik. Caranya? Bukan dengan menyuruh pacar kita datang setiap hari kerumah sambil membawa buah tangan atau bersikap sok manis di hadapan orang tua kita. Percaya deh, cara ini gak akan manjur buat orang tua, yang ada malah orang tua kita semakin ilfiil karena pacar kita dianggap terlalu cari muka. Oke, bersikap manis memang perlu, tapi kalau berlebihan hasilnya juga akan memuakan. Mungkin orang tua kita akan teerlihat bersikap baik di hadapan si pacar, tapi seperti pacar kita yang hanya sekedar basa-basi, orang tua kita juga hanya sedang basa-basi. Mau basa-basi terus seumur hidup? Basi deh lama-lama.

Lalu gimana dong caranya?

Buktikan jika pacar kita itu memberikan pengaruh baik pada kita. Contohnya, perlihatkan nilai-nilai sekolah atau kuliah kita pada orang tua kita, usahakan kita masih bisa mempertahankan nilai-nilai terbaik kita saat berpacaran dengannya. Jangan terlalu sering pulang terlambat, jangan melupakan tugas-tugas rumah kita dan jangan sampai kita melakukan segala hal yang malah akan membuat kita terlihat buruk dimata orang tua kita. Saat seperti inilah orang tua akan memberikan penilaian terhadap laki-laki yang kita pilih. Guys, orang tua hanya berharap pacar pilihan kita itu sama sekali tidak akan membawa pengaruh buruk bagi kita. Sekali lagi, orang tua hanya ingin yang terbaik untuk kita, anak-anaknya tercinta.

Gimana kalau udah kayak gitu tapi orang tua tetap aja gak suka? Hmm…MBA aja kali ya?

Come on guys, sadar dong!! Itu sih bukan solusi terbaik!!

Lho, kenapa? Bukannya kalau hamil orang tua juga pasti akan nikahin kita?

Oke, mungkin memang itu yang akan orang tua kita lakukan. Tapi please deh, pikirin juga dong masa depan kita. Mau cuma nikah hanya bermodal cinta? Shitt!! Cinta gak akan bikin kita kenyang, guys! Cinta bukan mata uang legal yang bisa buat beli beras. Cinta gak bisa buat beli susu bayi kita, cinta bukan hal yang akan diterima Dokter saat akan memeriksakan anak kita yang sakit.

Kebayang gak sih apa yang bakal Dokter lakuin sama anak kita kalau kita ngomong “Dok, anak saya sakit. Tolong disembuhin ya, Dok. Nanti saya bayar pake cinta deh, saya gak punya uang.”

Dan dengan tidak hormat, Dokter akan menyuruh kita keluar dari ruang pemeriksaan.

Nah lu, masih mau nyebut MBA sebagai solusi terbaik? Yang ada MBA itu hanya solusi kecil yang akan menciptakan masalah baru yang lebih besar dan lebih rumit lagi.

Pernikahan itu butuh persiapan dan perencanaan yang matang kayak apa yang Afgan bilang di iklan. Pernikahan bukan permainan yang bisa dilakukan begitu saja saat kita menginginkannya.

Tapi orang tua kita berdua kan kaya, gak masalah deh kalau cuma uang..

Itu pilihan deh, tapi dimana sih rasa malu kita? Udah bikin malu keluarga, masih aja mau nuntut harta?!!! Urat malunya udah putus yak?

Guys, bisa gak sih bayangin gimana nangisnya orang tua kita kalau seandainya kita milih jalan semacam itu? kita mungkin akan senang karena akhirnya bisa hidup bersama dengan kekasih tercinta. Tapi apa arti kebahagiaan itu kalau harus melihat orang tua kita yang menangis dan menanggung malu atas perbuatan kita?

Please guys, itu balasan paling konyol untuk orang tua yang udah ngegedein kita dengan semua cintanya. Orang tua yang udah ngerawat kita, orang tua yang udah memberikan segalanya buat kita. Apa iya kita akan begitu mudahnya menempelkan malu di wajah mereka? Pikir lagi guys!!!

Masih mau bilang MBA solusi terbaik??

0 respons:

Ir arriba

Post a Comment

How time is it? :)

Hello Kitty In Black Magic Hat

In this BlogHaz click para ver Archivo

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba