Hello guys, ada yang masih ingat dengan salah satu program acara TV berjudul “TAKE ME OUT”?
Right,
sebuah acara yang menyajikan para wanita cantik untuk si lelaki yang
belum menemukan tambatan hati. Acara ini menyajikan beberapa wanita
cantik yang berdiri di balik podium dan siap menunggu laki-laki yang
akan mereka pilih dan memilih salah satu dari mereka. Sekedar
mengingatkan, acara ini dibagi dalam beberapa sesi, yaitu:
Sesi
pertama adalah menampilkan satu persatu lelaki yang kemudian akan
memamerkan talenta, bakat dan kemampuan mereka. Jika para wanita yang
berada di balik podium itu merasa tertarik, mereka tidak perlu mematikan
lampu podium mereka.
Sesi kedua, sesi unjuk harta. Disini
si lelaki akan bercerita tentang pekerjan dan kekayaannya. Menarik,
karena dari sesi yang satu ini kita bisa tahu bagaimana kadar kematrean
si wanita.
Sesi terakhir, Deal!! Di sesi ini si lelaki akan
memutuskan untuk memilih salah satu wanita yang sudah memilihnya dan
yang dianggap pantas menjadi pendamping hidupnya. Masih ingat caranya
kan? Yupp! Si lelaki datang menghampiri podium untuk menjemput wanita
pilihannya.
Itulah acara “TAKE ME OUT”, acara yang sempat bikin gw tertarik dan lupa segalanya. Whaaahaha, lebai kah?
Jujur
aja, dulu saat gw nonton acara ini, gw sama sekali gak berpikir apapun
dan hanya sekedar menjadi penonton setia penikmat wajah laki-laki kaya
yang ikut acara itu. Ingatan gw kembali ke acara ini saat gak sengaja gw
nonton sebuah acara berita yang sedang membahas masalah human
trafficking. Lho, apa kaitannya?
Sebenernya gw juga gak
yakin kalau dua hal ini ada hubungannya. Tapi pemikiran gw mengatakan
kalau dua hal ini “HAMPIR SAMA”. Buat yang baca catatan gw kali ini, gw
bilang ini hanya pemikiran gw, jadi gw harap gak ada yang tersinggung
karena setiap manusia bebas berpikir kan?
Sebelum gw bikin
catatan ini, temen gw udah bikin catatan di facebooknya dengan topik
yang sama. Di catatannya itu dia mengatakan jika acara ini menguak satu
“RAHASIA” kaum lelaki dan wanita, membahas sistem barter! Rahasia apa
dan sistem barter yang bagaimana? Rahasianya adalah, wanita yang
memiliki naluri matre dan lelaki yang menyukai wanita cantik. Rahasia?
Sebenarnya lebih tepatnya mungkin suatu kewajaran kali yak? Rahasia
adalah sesuatu hal yang hanya sedikit orang yang tahu. Tapi jika dua hal
itu? Gw yakin hampir dari semua kalian tahu itu. Lalu apa yang dimaksud
dengan barter oleh kawan gw ini? Barter yang dia maksud di acara ini
adalah pertukaran keinginan dua mahluk, laki-laki dan wanita. Apa yang
ditukarkan? Di acara ini, para wanita akan mendapat “UANG” dari si
lelaki kaya dan si lelaki kaya akan menikmati “CANTIK” yang dimiliki si
wanita peserta acara ini.
Kawan gw bilang acara ini
BASTARD, dan waktu itu gw cuma tersenyum kecil saat baca catatannya.
Maklum aja, dulu gw sama sekali gak berpikir apapun tentang acara itu.
Gw hanya menikmatinya sebagai tontonan dan obat penghibur serta penetral
rasa lelah setelah sepanjang hari beraktivitas. Kalian tahu, menurut gw
itu obat yang cukup mujarab.
Lalu kenapa sekarang gw mengaitkan acara ini dengan topik “HUMAN TRAFFICKING”?
Baiklah, gw jelasin.
Human
trafficking adalah salah satu kegiatan yang dilakukan manusia dan
menjadikan manusia itu sendiri sebagai barang yang ditransaksikan.
Bingung? Oke, secara singkat human trafficking adalah kegiatan manusia
yang memperjualbelikan manusia dan seluruh bagian-bagian yang dimiliki
si manusia itu sendiri. Masih bingung juga? Baiklah, kalau begitu baca
saja penjelasan gw berulang kali dan gw harap setelah itu, kalian
benar-benar paham apa yang gw bilang.
Tapi TAKE ME OUT gak jual wanita, Ayu?
Jika
dilihat sepintas mungkin memang tidak. Tapi mari kita amati lebih dalam
lagi. Acara ini menyajikan wanita yang berjejer di balik podium dan
menunggu seorang lelaki yang akan memilihnya. That’s all, apa kalian
pernah mengunjungi sebuah tempat yang dijadikan lokalisasi? Sama, disana
kalian juga akan melihat wanita yang berjejer dan menunggu laki-laki
hidung belang untuk menghampiri dan kemudian memilihnya.
Lalu
kita lihat lagi. Di TAKE ME OUT, tujuan si wanita mengikuti acara itu
apa sih? MENDAPATKAN LAKI-LAKI. Berbedakah itu dengan para wanita yang
ada di lokalisasi? TIDAK! Mereka juga ada di tempat itu dengan tujuan
yang sama, MENDAPATKAN LAKI-LAKI. Jika di acara TAKE ME OUT para wanita
itu menunggu LAKI-LAKI yang kaya, mapan, tampan dan bermasa depan cerah
maka di lokalisasi pun sama. Wanita itu hanya akan melayani laki-laki
yang mereka anggap mampu membayar mereka. Lalu laki-laki seperti apa
yang mereka anggap mampu membayar mereka? Pasti, laki-laki yang terlihat
kaya dan berdompet tebal. Jika kalian sekarang sedang membayangkan
image laki-laki yang kaya dan berdompet tebal, gw pastikan bayangan
kalian sama seperti laki-laki yang datang untuk memilih wanita di acara
TAKE ME OUT. Semua laki-laki pemilih di TAKE ME OUT terlihat seperti itu
kan?
Ada lagi, seperti yang sudah temen gw bilang, TAKE
ME OUT menyembunyikan satu sistem barter, lalu bagaimana dengan
lokalisasi? Sama saja. Hanya saja di lokalisasi barter itu tidak
disembunyikan tapi benar-benar jelas dan nyata dipertontonkan. Seorang
laki-laki yang sudah datang kesana dan meniduri salah satu “pesertanya’
diwajibkan untuk membayar. Sama saja, setelah acara TAKE ME OUT selesai
dan wanita pilihan laki-laki tadi benar-benar dipacarinya, maka
laki-laki tersbut juga akan mengeluarkan uang untuk membayari segala
keperluan si pacarnya.
Dan sesuatu yang hampir sama
lainnya adalah, lokalisasi memiliki manajemen yang mengorganisir
anggotanya dan mengatur kondisi lingkungannya. Sama seperti TAKE ME OUT,
sebuah acara TV tidak akan bisa begitu happening tanpa manjemen dan
pengelolaan yang bagus. Bos lokalisasi atau Om dan tante Germo akan
memilih wanita-wanita mana saja yang masih memiliki nilai jual dan yang
akan tetap memberikan keuntungan baginya. Di TAKE ME OUT, siapa
germonya? Tentu saja produser dan pihak eksekutifnya. Semua wanita yang
menjadi peserta acara itu tentu saja berhak berdiri di belakang podium
itu setelah mendapatkan izin dari pihak eksekutifnya. Lalu apa saja
alasan yang dipertimbangkan oleh produser untuk memilih wanita-wanita
itu? sama saja, NILAI JUAL. Pihak eksekutif acara itu hanya akan memilih
wanita-wanita yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan mereka.
Jika lokalisasi memberikan keuntungan terbesarnya pada pihak-pihak
tertentu, maka TAKE ME OUT juga sama. Keuntungan terbesar diperoleh oleh
pihak eksekutifnya.
HUMAN TRAFFICKING, sebuah kasus yang saat ini
sedang menjadi main problem selain kasus korupsi para pejabat. Hal ini
dilarang karena memang tidak sepantasnya manusia dijadikan barang yang
bisa ditransaksikan. Ini sungguh merugikan, baik bagi manusia yang
ditransaksikan atau juga bagi manusia yang melakukan transaksi manusia
itu sendiri. Apa kerugiannya? Bagi manusia yang dijadikan transaksi,
mungkin ia akan mengalami kerugian material karena biasanya korban human
tarafficking selalu mengalami penipuan dan pemerasan terlebih dahulu.
Tidak hanya itu, konsekuensi paling sulit disembuhkan dari seorang
korban human trafficking adalah rasa trauma mendalam yang bisa
menimbulkan kehilangan kontrol atas jiwanya sendiri.
Jika
korban human trafficking bisa mengalami kerugian sedahsyat itu, lalu apa
kerugian yang dialami oleh pelakunya? Dilihat sepintas, mungkin
kerugian mereka tidak akan seheboh derita korbannya. Mereka hanya akan
mengalami kerugian jika apa yang mereka perbuat tertangkap mata oleh
hukum yang benar. Kenapa gw bilang hukum yang benar? Karena kalau hanya
sekedar “hukum-hukuman”, itu tidak menjamin mereka akan menderita karena
ketahuan. Seorang pelaku human trafficking bisa dituntut secara pidana
karena telah merugikan pihak korban. Jika sudah dituntut secara pidana,
maka akhir dari kisahnya adalah stay di hotel prodeo. Sanksi ini mungkin
akan menjadi tahapan yang sulit bagi si pelaku, tapi itu juga belum
selesai karena jika si pelaku bebas dari penjara ia akan menghadapi
sanksi sosial berupa “pengasingan” dari lingkungan sekitarnya. Ini
adalah tahapan paling sulit yang harus dilalui seorang manusia, karena
pada dasarnya manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang tidak akan
bisa hidup sendiri. Jika si pelaku tidak bisa melalui tahapan ini,
keadaannya juga akan sama saja dengan korban yang kehilangan kontrol
atas jiwanya sendiri.
Meskipun sudah banyak UU yang mengancam
pelaku HUMAN TRAFFICKING, tetap saja masih banyak hal-hal semacam ini
yang muncul di permukaan. Apa penyebabnya? Tentu saja HUKUM itu sendiri.
Hukum yang ada saat ini sepertinya hanya menjadi sebuah teori diatas
kertas tanpa aplikasi nyata. HUKUM diciptakan manusia, tapi juga malah
merugikan manusia.
Oke, itu hanya pendapat dan pemikiran gw aja.
Mungkin emang gak sepenuhnya benar, tapi hanya sekedar mengungkapkan
pemikiran, tidak salah kan? Gw harap gw gak akan kaya Prita yang
dituntut gara-gara omongannya di salah satu media elektronik. Lagipula,
gw ngomong setelah acara itu gak ada kan?
Apa perbandingan yang gw bikin ini terlalu ekstrim? Semoga saja tidak.
Gw
harap ini hanya pemikiran gw yang berlebihan, dan semoga saja TAKE ME
OUT yang pernah jadi acara TV favorit itu, tidak pernah menyembunyikan
unsur HUMAN TRAFFICKING seperti apa yang gw pikirin sekarang. Bukan
HUMAN TRAFFICKING yang disamarkan dan hanya benar-benar ajang pencarian
jodoh yang murni pencarian jodoh.
Monday, October 6, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 respons:
Post a Comment