Monday, October 6, 2014

TAKE ME OUT, HUMAN TRAFFICKING YANG SAMAR

| |

Hello guys, ada yang masih ingat dengan salah satu program acara TV berjudul “TAKE ME OUT”?

Right, sebuah acara yang menyajikan para wanita cantik untuk si lelaki yang belum menemukan tambatan hati. Acara ini menyajikan beberapa wanita cantik yang berdiri di balik podium dan siap menunggu laki-laki yang akan mereka pilih dan memilih salah satu dari mereka. Sekedar mengingatkan, acara ini dibagi dalam beberapa sesi, yaitu:
Sesi pertama adalah menampilkan satu persatu lelaki yang kemudian akan memamerkan talenta, bakat dan kemampuan mereka. Jika para wanita yang berada di balik podium itu merasa tertarik, mereka tidak perlu mematikan lampu podium mereka.

Sesi kedua, sesi unjuk harta. Disini si lelaki akan bercerita tentang pekerjan dan kekayaannya. Menarik, karena dari sesi yang satu ini kita bisa tahu bagaimana kadar kematrean si wanita.
Sesi terakhir, Deal!! Di sesi ini si lelaki akan memutuskan untuk memilih salah satu wanita yang sudah memilihnya dan yang dianggap pantas menjadi pendamping hidupnya. Masih ingat caranya kan? Yupp! Si lelaki datang menghampiri podium untuk menjemput wanita pilihannya.

Itulah acara “TAKE ME OUT”, acara yang sempat bikin gw tertarik dan lupa segalanya. Whaaahaha, lebai kah?
Jujur aja, dulu saat gw nonton acara ini, gw sama sekali gak berpikir apapun dan hanya sekedar menjadi penonton setia penikmat wajah laki-laki kaya yang ikut acara itu. Ingatan gw kembali ke acara ini saat gak sengaja gw nonton sebuah acara berita yang sedang membahas masalah human trafficking. Lho, apa kaitannya?

Sebenernya gw juga gak yakin kalau dua hal ini ada hubungannya. Tapi pemikiran gw mengatakan kalau dua hal ini “HAMPIR SAMA”. Buat yang baca catatan gw kali ini, gw bilang ini hanya pemikiran gw, jadi gw harap gak ada yang tersinggung karena setiap manusia bebas berpikir kan?

Sebelum gw bikin catatan ini, temen gw udah bikin catatan di facebooknya dengan topik yang sama. Di catatannya itu dia mengatakan jika acara ini menguak satu “RAHASIA” kaum lelaki dan wanita, membahas sistem barter! Rahasia apa dan sistem barter yang bagaimana? Rahasianya adalah, wanita yang memiliki naluri matre dan lelaki yang menyukai wanita cantik. Rahasia? Sebenarnya lebih tepatnya mungkin suatu kewajaran kali yak? Rahasia adalah sesuatu hal yang hanya sedikit orang yang tahu. Tapi jika dua hal itu? Gw yakin hampir dari semua kalian tahu itu. Lalu apa yang dimaksud dengan barter oleh kawan gw ini? Barter yang dia maksud di acara ini adalah pertukaran keinginan dua mahluk, laki-laki dan wanita. Apa yang ditukarkan? Di acara ini, para wanita akan mendapat “UANG” dari si lelaki kaya dan si lelaki kaya akan menikmati “CANTIK” yang dimiliki si wanita peserta acara ini.

Kawan gw bilang acara ini BASTARD, dan waktu itu gw cuma tersenyum kecil saat baca catatannya. Maklum aja, dulu gw sama sekali gak berpikir apapun tentang acara itu. Gw hanya menikmatinya sebagai tontonan dan obat penghibur serta penetral rasa lelah setelah sepanjang hari beraktivitas. Kalian tahu, menurut gw itu obat yang cukup mujarab.
Lalu kenapa sekarang gw mengaitkan acara ini dengan topik “HUMAN TRAFFICKING”?

Baiklah, gw jelasin.

Human trafficking adalah salah satu kegiatan yang dilakukan manusia dan menjadikan manusia itu sendiri sebagai barang yang ditransaksikan. Bingung? Oke, secara singkat human trafficking adalah kegiatan manusia yang memperjualbelikan manusia dan seluruh bagian-bagian yang dimiliki si manusia itu sendiri. Masih bingung juga? Baiklah, kalau begitu baca saja penjelasan gw berulang kali dan gw harap setelah itu, kalian benar-benar paham apa yang gw bilang.
Tapi TAKE ME OUT gak jual wanita, Ayu?

Jika dilihat sepintas mungkin memang tidak. Tapi mari kita amati lebih dalam lagi. Acara ini menyajikan wanita yang berjejer di balik podium dan menunggu seorang lelaki yang akan memilihnya. That’s all, apa kalian pernah mengunjungi sebuah tempat yang dijadikan lokalisasi? Sama, disana kalian juga akan melihat wanita yang berjejer dan menunggu laki-laki hidung belang untuk menghampiri dan kemudian memilihnya.

Lalu kita lihat lagi. Di TAKE ME OUT, tujuan si wanita mengikuti acara itu apa sih? MENDAPATKAN LAKI-LAKI. Berbedakah itu dengan para wanita yang ada di lokalisasi? TIDAK! Mereka juga ada di tempat itu dengan tujuan yang sama, MENDAPATKAN LAKI-LAKI. Jika di acara TAKE ME OUT para wanita itu menunggu LAKI-LAKI yang kaya, mapan, tampan dan bermasa depan cerah maka di lokalisasi pun sama. Wanita itu hanya akan melayani laki-laki yang mereka anggap mampu membayar mereka. Lalu laki-laki seperti apa yang mereka anggap mampu membayar mereka? Pasti, laki-laki yang terlihat kaya dan berdompet tebal. Jika kalian sekarang sedang membayangkan image laki-laki yang kaya dan berdompet tebal, gw pastikan bayangan kalian sama seperti laki-laki yang datang untuk memilih wanita di acara TAKE ME OUT. Semua laki-laki pemilih di TAKE ME OUT terlihat seperti itu kan?

Ada lagi, seperti yang sudah temen gw bilang, TAKE ME OUT menyembunyikan satu sistem barter, lalu bagaimana dengan lokalisasi? Sama saja. Hanya saja di lokalisasi barter itu tidak disembunyikan tapi benar-benar jelas dan nyata dipertontonkan. Seorang laki-laki yang sudah datang kesana dan meniduri salah satu “pesertanya’ diwajibkan untuk membayar. Sama saja, setelah acara TAKE ME OUT selesai dan wanita pilihan laki-laki tadi benar-benar dipacarinya, maka laki-laki tersbut juga akan mengeluarkan uang untuk membayari segala keperluan si pacarnya.

Dan sesuatu yang hampir sama lainnya adalah, lokalisasi memiliki manajemen yang mengorganisir anggotanya dan mengatur kondisi lingkungannya. Sama seperti TAKE ME OUT, sebuah acara TV tidak akan bisa begitu happening tanpa manjemen dan pengelolaan yang bagus. Bos lokalisasi atau Om dan tante Germo akan memilih wanita-wanita mana saja yang masih memiliki nilai jual dan yang akan tetap memberikan keuntungan baginya. Di TAKE ME OUT, siapa germonya? Tentu saja produser dan pihak eksekutifnya. Semua wanita yang menjadi peserta acara itu tentu saja berhak berdiri di belakang podium itu setelah mendapatkan izin dari pihak eksekutifnya. Lalu apa saja alasan yang dipertimbangkan oleh produser untuk memilih wanita-wanita itu? sama saja, NILAI JUAL. Pihak eksekutif acara itu hanya akan memilih wanita-wanita yang memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan mereka. Jika lokalisasi memberikan keuntungan terbesarnya pada pihak-pihak tertentu, maka TAKE ME OUT juga sama. Keuntungan terbesar diperoleh oleh pihak eksekutifnya.
HUMAN TRAFFICKING, sebuah kasus yang saat ini sedang menjadi main problem selain kasus korupsi para pejabat. Hal ini dilarang karena memang tidak sepantasnya manusia dijadikan barang yang bisa ditransaksikan. Ini sungguh merugikan, baik bagi manusia yang ditransaksikan atau juga bagi manusia yang melakukan transaksi manusia itu sendiri. Apa kerugiannya? Bagi manusia yang dijadikan transaksi, mungkin ia akan mengalami kerugian material karena biasanya korban human tarafficking selalu mengalami penipuan dan pemerasan terlebih dahulu. Tidak hanya itu, konsekuensi paling sulit disembuhkan dari seorang korban human trafficking adalah rasa trauma mendalam yang bisa menimbulkan kehilangan kontrol atas jiwanya sendiri.

Jika korban human trafficking bisa mengalami kerugian sedahsyat itu, lalu apa kerugian yang dialami oleh pelakunya? Dilihat sepintas, mungkin kerugian mereka tidak akan seheboh derita korbannya. Mereka hanya akan mengalami kerugian jika apa yang mereka perbuat tertangkap mata oleh hukum yang benar. Kenapa gw bilang hukum yang benar? Karena kalau hanya sekedar “hukum-hukuman”, itu tidak menjamin mereka akan menderita karena ketahuan. Seorang pelaku human trafficking bisa dituntut secara pidana karena telah merugikan pihak korban. Jika sudah dituntut secara pidana, maka akhir dari kisahnya adalah stay di hotel prodeo. Sanksi ini mungkin akan menjadi tahapan yang sulit bagi si pelaku, tapi itu juga belum selesai karena jika si pelaku bebas dari penjara ia akan menghadapi sanksi sosial berupa “pengasingan” dari lingkungan sekitarnya. Ini adalah tahapan paling sulit yang harus dilalui seorang manusia, karena pada dasarnya manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang tidak akan bisa hidup sendiri. Jika si pelaku tidak bisa melalui tahapan ini, keadaannya juga akan sama saja dengan korban yang kehilangan kontrol atas jiwanya sendiri.
Meskipun sudah banyak UU yang mengancam pelaku HUMAN TRAFFICKING, tetap saja masih banyak hal-hal semacam ini yang muncul di permukaan. Apa penyebabnya? Tentu saja HUKUM itu sendiri. Hukum yang ada saat ini sepertinya hanya menjadi sebuah teori diatas kertas tanpa aplikasi nyata. HUKUM diciptakan manusia, tapi juga malah merugikan manusia.
Oke, itu hanya pendapat dan pemikiran gw aja. Mungkin emang gak sepenuhnya benar, tapi hanya sekedar mengungkapkan pemikiran, tidak salah kan? Gw harap gw gak akan kaya Prita yang dituntut gara-gara omongannya di salah satu media elektronik. Lagipula, gw ngomong setelah acara itu gak ada kan?

Apa perbandingan yang gw bikin ini terlalu ekstrim? Semoga saja tidak.

Gw harap ini hanya pemikiran gw yang berlebihan, dan semoga saja TAKE ME OUT yang pernah jadi acara TV favorit itu, tidak pernah menyembunyikan unsur HUMAN TRAFFICKING seperti apa yang gw pikirin sekarang. Bukan HUMAN TRAFFICKING yang disamarkan dan hanya benar-benar ajang pencarian jodoh yang murni pencarian jodoh.

0 respons:

Ir arriba

Post a Comment

How time is it? :)

Hello Kitty In Black Magic Hat

In this BlogHaz click para ver Archivo

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba