Ini bukan hari pertama aku menjalani hidupku sendiri, ini bukan awal lagi….
Berkali-kali, aku sudah mencoba melangkahkan kaki tanpa kalian….
Jutaan kali, aku bahkan lupa sudah berapa banyak aku menghirup udara dunia tanpa kalian di sampingku….
Melewatkan kicauan burung peliharaan yang sejak dulu kita dengar bersama….
Melewatkan segelas teh yang biasa kita minum disaat senja tiba…
Atau saat Ayah berbagi dongeng senja, cerita masa lalunya yang sarat makna, bahkan segala nasihatnya di kamis malam….
Melewatkan kegalauan pagi dengan teriakan dari Mama yang kadang menyebalkan….
Lalu raut merengut si anak kecil nakal yang malas move on dari tempat tidurnya….
Disini….aku mungkin bisa melakukan segalanya….
Apa?
Hanya minum teh bukan? Mendengarkan dongeng, cerita, motivasi dan nasihat?
Aku bisa….
Tapi itu berbeda….
Tak ada lagi pertengkaran antara aku dan si kecil nakal itu….
Si kecil nakal yang kadang membuatku bosan dengan kejengkelannya….
Si kecil nakal yang kini tengah beranjak menjadi gadis remaja dan selalu diam saat menunjukan kemarahannya…
Alin, aku merindukanmu….
Saat ini aku baru menyadarinya, bertengkar denganmu adalah keindahan….
Bisa berdamai denganmu adalah keajaiban….
Meski kadang kau buat aku marah dengan ejekanmu yang maha parah…
Kau tetap adik terbaikku…
Lalu Mama….
Tanpamu aku memang bisa bangun lebih siang….
Tanpamu aku bahkan bebas menentukan kapan aku mandi, atau sama sekali tidak…
Tanpamu…aku tak perlu takut akan kemarahanmu saat aku menonton acara televisi hingga larut, begadang menyaksikan pertandingan sepak bola hingga dini hari…
Ya, banyak hal yang bisa kulakukan tanpa keberadaanmu…
Kebebasan nakal yang dulu selalu aku harapkan agar kau bisa memberikannya padaku….
Dalam beberapa kebebasan itu, aku mendapatkannya….tapi dalam beberapa hal lainnya… aku seperti kehilangan segalanya….
Omelan tiap pagi yang penuh kegemasan darimu…
Perintahmu dalam segala hal, ya aku memang belum benar2 mandiri….
Tidak hanya itu…. wajah kesalmu saat harus berulang kali menyuruhku untuk melakukan sesuatu dan beranjak dari hadapan laptop. Huh, aku masih ingat betul itu….
Atau saat kau menyuruh mandi, dan aku hanya menjawab “nanti….nanti….” dan begitu seterusnya….?
Aku juga masih ingat bagaimana dengan sabarnya kau menyuapiku setiap kali aku malas makan…
Tak pernah jemu mengingatkanku menghadapNya….hal yang sering kulupakan saat ini….
Mama…. aku merindukanmu…
Saat aku sakit, kau duduk di sampingku….. menyelimutiklu dan memandangiku dengan wajah panikmu.
Aku rindu wajahmu yang khawatir itu…
Lalu tanpa suara apapun, si kecil nakal itu datang dengan segelas air hangat di tangannya….
Adikku, ia memang pengertian…..
Lalu Ayah….
Kita mungkin memang tidak terlalu dekat…
Tapi aku selalu melihat kau mencoba mendekatiku…
Dengan candaanmu, nasihatmu, pertanyaan2mu dan segala pembicaraan topik yang bisa kita jadikan bahan diskusi….
Diskusi cerdas denganmu, dari curhat, masalah sosial, hukum hingga politik…
Aku menemukan teman diskusi disini, tapi mereka tak sepertimu…
Yang dengan relanya akan mengalah saat aku ngotot….
Yang malah akan menyodoriku segelas minum saat aku kokoh mempertahankan pendapat dan selalu berkata “bernafas dulu” sambil tersenyum geli….
Ayah…tidak ada yang sehebat kamu disini….
Tidak ada yang sepertimu, berdiskusi denganku dengan penuh cinta dan kasih sayang….
Ayah….
Aku masih ingat bagaimana saat aku nakal, duduk dengan laptop di pangkuan….
Kau orang pertama yang akan membentakmu….
Mengingatkan efek radiasi dan kemudian menjelaskan panjang lebar tentang hukum fisika dan kimia….
Aku memang diam, padahal sama sekali tak paham.
Lalu di akhir omelanmu, aku bertanya “Apa penjelasannya sudah selesai, Sarjana kimia?” hahahahaaa….
Aku masih ingat bagaimana kau duduk menunggu aku dan adikku di ruang keluarga setiap kamis malam…
“Saatnya nasihat mingguan”….
Bukan, sebenarnya tidak hanya nasihat, kau juga selalu menyuruih kami mengatakan apa yang kami inginkan....
Tapi aku dan adikku malah pura-pura lupa dan membiarkanmu menunggu, hingga kau yang datang menjemput ke kamarku….
Dan dengan cengiran kecil, kita baru beranjak….
Ahh,,,terlalu banyak yang kurindukan….
Terlalu banyak yang ingin kujumpai dirumah….
Tawa, canda, marah, gerutuan, omelan dan segalanyaaaaaaa…..
Ya, aku merindukan semua dari kalian yang kusayang…..
My family….I will always love you forever…..
Berkali-kali, aku sudah mencoba melangkahkan kaki tanpa kalian….
Jutaan kali, aku bahkan lupa sudah berapa banyak aku menghirup udara dunia tanpa kalian di sampingku….
Melewatkan kicauan burung peliharaan yang sejak dulu kita dengar bersama….
Melewatkan segelas teh yang biasa kita minum disaat senja tiba…
Atau saat Ayah berbagi dongeng senja, cerita masa lalunya yang sarat makna, bahkan segala nasihatnya di kamis malam….
Melewatkan kegalauan pagi dengan teriakan dari Mama yang kadang menyebalkan….
Lalu raut merengut si anak kecil nakal yang malas move on dari tempat tidurnya….
Disini….aku mungkin bisa melakukan segalanya….
Apa?
Hanya minum teh bukan? Mendengarkan dongeng, cerita, motivasi dan nasihat?
Aku bisa….
Tapi itu berbeda….
Tak ada lagi pertengkaran antara aku dan si kecil nakal itu….
Si kecil nakal yang kadang membuatku bosan dengan kejengkelannya….
Si kecil nakal yang kini tengah beranjak menjadi gadis remaja dan selalu diam saat menunjukan kemarahannya…
Alin, aku merindukanmu….
Saat ini aku baru menyadarinya, bertengkar denganmu adalah keindahan….
Bisa berdamai denganmu adalah keajaiban….
Meski kadang kau buat aku marah dengan ejekanmu yang maha parah…
Kau tetap adik terbaikku…
Lalu Mama….
Tanpamu aku memang bisa bangun lebih siang….
Tanpamu aku bahkan bebas menentukan kapan aku mandi, atau sama sekali tidak…
Tanpamu…aku tak perlu takut akan kemarahanmu saat aku menonton acara televisi hingga larut, begadang menyaksikan pertandingan sepak bola hingga dini hari…
Ya, banyak hal yang bisa kulakukan tanpa keberadaanmu…
Kebebasan nakal yang dulu selalu aku harapkan agar kau bisa memberikannya padaku….
Dalam beberapa kebebasan itu, aku mendapatkannya….tapi dalam beberapa hal lainnya… aku seperti kehilangan segalanya….
Omelan tiap pagi yang penuh kegemasan darimu…
Perintahmu dalam segala hal, ya aku memang belum benar2 mandiri….
Tidak hanya itu…. wajah kesalmu saat harus berulang kali menyuruhku untuk melakukan sesuatu dan beranjak dari hadapan laptop. Huh, aku masih ingat betul itu….
Atau saat kau menyuruh mandi, dan aku hanya menjawab “nanti….nanti….” dan begitu seterusnya….?
Aku juga masih ingat bagaimana dengan sabarnya kau menyuapiku setiap kali aku malas makan…
Tak pernah jemu mengingatkanku menghadapNya….hal yang sering kulupakan saat ini….
Mama…. aku merindukanmu…
Saat aku sakit, kau duduk di sampingku….. menyelimutiklu dan memandangiku dengan wajah panikmu.
Aku rindu wajahmu yang khawatir itu…
Lalu tanpa suara apapun, si kecil nakal itu datang dengan segelas air hangat di tangannya….
Adikku, ia memang pengertian…..
Lalu Ayah….
Kita mungkin memang tidak terlalu dekat…
Tapi aku selalu melihat kau mencoba mendekatiku…
Dengan candaanmu, nasihatmu, pertanyaan2mu dan segala pembicaraan topik yang bisa kita jadikan bahan diskusi….
Diskusi cerdas denganmu, dari curhat, masalah sosial, hukum hingga politik…
Aku menemukan teman diskusi disini, tapi mereka tak sepertimu…
Yang dengan relanya akan mengalah saat aku ngotot….
Yang malah akan menyodoriku segelas minum saat aku kokoh mempertahankan pendapat dan selalu berkata “bernafas dulu” sambil tersenyum geli….
Ayah…tidak ada yang sehebat kamu disini….
Tidak ada yang sepertimu, berdiskusi denganku dengan penuh cinta dan kasih sayang….
Ayah….
Aku masih ingat bagaimana saat aku nakal, duduk dengan laptop di pangkuan….
Kau orang pertama yang akan membentakmu….
Mengingatkan efek radiasi dan kemudian menjelaskan panjang lebar tentang hukum fisika dan kimia….
Aku memang diam, padahal sama sekali tak paham.
Lalu di akhir omelanmu, aku bertanya “Apa penjelasannya sudah selesai, Sarjana kimia?” hahahahaaa….
Aku masih ingat bagaimana kau duduk menunggu aku dan adikku di ruang keluarga setiap kamis malam…
“Saatnya nasihat mingguan”….
Bukan, sebenarnya tidak hanya nasihat, kau juga selalu menyuruih kami mengatakan apa yang kami inginkan....
Tapi aku dan adikku malah pura-pura lupa dan membiarkanmu menunggu, hingga kau yang datang menjemput ke kamarku….
Dan dengan cengiran kecil, kita baru beranjak….
Ahh,,,terlalu banyak yang kurindukan….
Terlalu banyak yang ingin kujumpai dirumah….
Tawa, canda, marah, gerutuan, omelan dan segalanyaaaaaaa…..
Ya, aku merindukan semua dari kalian yang kusayang…..
My family….I will always love you forever…..
0 respons:
Post a Comment