Monday, October 6, 2014

VICKY

| |

Mendengar nama VICKY, aku seperti kembali mengingat semua kekonyolanku. Mengingat rasa cintaku yang terpendam, kekagumanku yang mungkin terlalu berlebihan, dan tentu saja kepececundanganku untuk mengungkapkan perasaan itu padanya. Aku masih ingat betul waktu itu, bagaimana aku berkenalan dengannya, mengagumi manis senyumnya, lembut tutur katanya dan wajahnya yang mempesona. Laki-laki sederhana itu sudah mebuatku tak paham dengan isi hatiku, sosoknya teramat sederhana tapi ia membuat hatiku terlalu rumit untuk dipahami. Kompleks, aku tak paham tentang cinta, aku juga tak selalu tahu tentang rasa. Cinta atau bukan, bukan cinta atau bukankah ini cinta? Entahlah.
Aku masih ingat bagaimana dulu aku begitu ingin mengenal sosoknya, memandang wajahnya diam-diam dan kemudian salah tingkah saat ketahuan mataku sedang asyik mencuri pandang ke arahnya. Ia benar-benar seperti magnet yang menarik rasa ingin tahuku. Yah, aku ingin tahu tentangnya, segala tentangnya. Tentang wajahnya yang mempesona, senyumnya yang menawan, sikapnya yang sederhana. Tak ada detail yang membuatnya terlihat cacat di hadapanku. Semuanya nyaris sempurna. Aku sampai terlalmpau bosan mendengar ucapan “TAK ADA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI”, tapi sosok nyatanya di mataku terlihat tak memiliki kekurangan. Atau aku yang belum menenmukannya? Mungkin, karena mataku telah dimanjakan dengan sejuta pesonanya yang teramat indah.
Aku tak pernah bisa menepis kegelisahanku, datang ke kampus itu untuk bisa kembali menikmati segala pesona yang menempel di tubuhnya. Hasrat hati dan otak nalarku seperti sudah kecanduan dengan sosoknya. Ia benar-benar seperti narkoba yang membuatku kecanduan dan ingin menikmatinya setiap saat. Atau jika tidak, kegelisahan akan berdiam lama dalam diriku. Bukan lagi sekedar mampir, rasa gelisah itu seperti sedang sengaja bersarang di hatiku jika aku tidak melihatnya. Aku mungkin hanya bisa menatapnya diam-diam, karena perasaanku memang tak bisa diam. Hatiku selalu melonjak kegirangan jika menatap wajahnya, meski dari jarak ratusan mil. Dan hatiku juga akan berteriak lantang menyebut namanya jika aku sama sekali tak melihatnya. Aku sempat merasa ada yang salah dengan hatiku, tapi semakin ku coba mengabaikan bayangan laki-laki mempesona itu, sosoknya justru kian melekat erat dalam setiap relung hatiku.
Aku juga akan selalu ingat bagaimana aku menunggu kabar darinya, meletakan ponsel dalam jarak yang langsung bisa ku jangkau dengan sekali jentikan jari. Mataku tak pernah lelas mengamati layar ponsel hitam yang sudah menjadi sahabat setia dalam segala aktivitasku. Hmm… teknologi sepertinya sudah membuat manusia tak hanya bisa bersahabat dengan sesama manusia. Menunggu layar ponsel berkelip menampilkan namanya terasa sangat menjemukan, tapi kebosanan itu seketika lenyap saat aku kembali mengingat jika laki-laki yang sedang ku tunggu kabarnya adalah seorang VICKY. Yah, kemarin kami baru saja saling bertukar nomor ponsel, hatiku bahkan nyaris meledak karena tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan kebahagiaan itu. sekian hari aku bercumbu dengan kepengecutanku, mengagumi dan menatapnya dari kejauhan. Kini akhirnya aku bisa memiliki nomor ponselnya. Satu-satunya akses yang bisa ku gunakan untuk tetap menjaga komunikasi dengannya. Tak harus melihat wajahnya, mendengar suaranya dan membaca tulisan yang entah ia buat dengan sepenuh hati atau tidak juga sudah membuatku teramat bahagia, sangat bahagia. Aku berkhayal bisa mendengar suaranya sepanjang malam, atau paling tidak sesaat sebelum aku terlelap juga sudah cukup. Imajinasiku membuat aku tersenyum seorang diri, ku bayangkan layar ponselku menampilkan pesan darinya yang bertuiiskan “Met bobo”. Tapi sepertinya harapanku hanya tinggal harapan, ku dengar ia sosok laki-laki yang begitu dingin menghadapi wanita. Sedikit kecewa, sepertinya harapanku terlalu tipis untuk bisa lebih dekat dengan sosoknya. Tapi itu tak cukup untuk membuat hatiku mati rasa kepada seorang VICKY.
Harapku yang tergilas mengantarku kembali pada sosok mantan kekasih, mantan kekasih yang sudah melupakanku dan lebih memilih bekas pacarnya dulu. Entah bodoh atau gila, aku kembali padanya, menerima ajakannya dan mempercayai ucapan dustanya. Tak ada cinta, aku hanya ingin bisa melupakan sosok VICKY yang tak menanggapi diriku, hatiku, dan perasaanku. Aku ingin menghalau bayangan mahluk tampan bernama VICKY dengan bayangan laki-laki yang kini ada di sampingku, tapi tidak di hatiku.
Aku tak akan pernah mampu melupakan bagaimana rasa bersalahku terhadap sosok VICKY saat laki-laki di sampingku memarahinya lewat sms karena kami saling berbicara melalui sekelumit pesan di layar sempit. Aku sudah melupakan kemarahan laki-laki itu, tapi aku hampir tak bisa tidur setiap malam karena memikirkan rasa bersalahku pada VICKY. Laki-laki di sampingku bahkan sempat marah besar karena aku lebih memilih untuk berpihak pada VICKY dan tetap menyuruhnya untuk tidak menghapus nomor ponsel milik laki-laki menawan itu dari ponselku. Ia bersikeras dan tetap melakukannya. Kemarahanku makin memuncak, egoisme yang berlebihan darinya makin membuatku tak nyaman. Ia melakukan segala hal di hadapanku, tanpa pernah peduli aku menyukainya atau tidak. Sikapnya benar-benar membuatku muak.
Aku berharap VICKY kembali menghubungiku, walaupun sekedar lewat sms. Tak apa, aku hanya ingin kembali tahu nomor ponselnya dan kemudian berbicara langsung padanya tentang sebuah maaf atas kelakuan laki-laki di sampingku itu. tapi sepertinya laki-laki dingin itu sama sekali tak menghiraukanku, ia sama sekali tak menghubungiku. Mungkin ia bahkan sudah sama sekali tak berminat walaupun hanya sekedar berteman denganku. Facebook yang kuharapkan bisa jadi media lain untuk menghubungkan aku dengannya juga sepertinya tak sedkitpun berfungsi, namanya mungkin sudah diganti. Aku tak bisa menemukannya sama sekali. Kuharap ia tidak sedang memblokir akun facebooku dari daftar teman yang dimilikinya.
VICKY, ia seperti menghilang dari kenyataanku, tapi namanya terlanjur terpahat indah dalam sanubariku. Aku tak mampu melupakannya, entah benar-benar tidak mampu atau belum mampu. Kurasa hanya waktu yang akan memberitahuku apa jawaban sesungguhnya.
Aku melalui hariku tanpa VICKY, tapi bayangannya adalah raja yang memiliki tahta di hati dan otakku. Ia benar-benar sudah menjeratku dengan pesonanya. Dan aku, terlalu lemas hanya untuk sekedar melepaskan diri dari jerat itu. Apa aku terlalu payah? Kuharap kalian pernah mengalami apa yang kurasa, karena aku yakin kalian tidak akan pernah membodohkan diri kalian sendiri.
Aku tak pernah bertemu lagi dengannya, di dunia virtual dan aktual sekalipun. Ia hanya hadir di mimpi indahku.
Hari-hari penuh cerita kembali kujalani, laki-laki itu sudah kuusir pergi dari sampingku, dari hidupku dan kuharap ia tak pernah lagi melakukan penampakan tanpa aturan di hadapanku. Dan aku, masih tetap menjaga nama VICKY di setiap liku dan lekuk hatiku.
Beberapa bulan kemudian.
VICKY kembali hadir dalam dunia virtualku, menjadi komentator dalam salah satu status facebooku. Ia muncul dengan nama yang berbeda, tapi dengan wajah yang masih sama. Tak hanya wajah yang masih sama, kekagumanku juga tak berkurang sedikitupun, masih sama dahsyatnya seperti dulu. Aku sepertinya benar-benar tak mampu melupakannya, melepaskan diri dari jerat pesonanya termat sulit ku lakukan. Aku terlalu kuat mengharapkannya.
Jiwaku histeris, hatiku melompat kegirangan. Ia kembali muncul dalam hidupku, Tuhan masih memberikanku kesempatan untuk meminta maaf. Walaupun bukan seutuhnya kesalahanku. Terkadang kita memang harus meminta maaf untuk sesuatu yang bukan murni kesalahan kita.
Aku meminta maaf dan VICKY memaafkanku.
Terima kasih VICKY…
Aku mungkin akan kembali hidup tanpa melihat sosokmu dan aku mungkin tak akan lagi bisa menikmati sejuta pesona yang kau milikki. Tapi aku sudah cukup lega, karena kamu masih bisa memaafkanku. Sekali lagi, terima kasih…
Izinkan aku tetap memelihara kekaguman dan rasa cintaku ini. walaupun aku tak tahu akan seperti apa akhirnya, tapi rasa itu sepertinya tak akan pernah benar-benar mati.
Aku hanya tak ingin membohongi diri dan menghianati hati.
Aku tak perlu meminta maaf untuk ini, kan?

0 respons:

Ir arriba

Post a Comment

How time is it? :)

Hello Kitty In Black Magic Hat

In this BlogHaz click para ver Archivo

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba