Jujur aja pertanyaan ini masih
bergelantungan di otak gw walaupun diskusi gw sama beberapa temen gw
tentang topik ini sudah berakhir.
Yupp, kemarin gw baru saja mendiskusikan topik ini bareng temen-temen gw. Gw lupa kenapa kita semua bisa nyampe ke topik ini. Banyak obrolan kita sebelumnya, tapi gw bener-bener lupa topik apa yang udah nganterin kita ke obrolan serius yang menggelikan ini.
Ngomongin masalah virgin, sepertinya hal ini memang seringkali diidentikan pada wanita. Banyak pria mempertanyakan “Are you still virgin?” pada calon istri mereka. Kenapa begitu? Karena pria-pria seringkali menuntut wanita yang akan dijadikan istrinya adalah wanita yang masih virgin. Kenapa? Kenapa hanya wanita yang selalu dipertanyakan tentang hal ini? Apakah memang benar jika virgin adalah nilai plus yang memberikan keistimewaan tersendiri pada seorang wanita? Kenapa para pria itu selalu merasa bermasalah jika mendapati calon istri mereka adalah wanita yang sudah tidak virgin lagi? Jika pria-pria merasa berhak menuntut virginitas dari seorang wanita yang akan jadi istrinya, gw rasa sebagai seorang wanita kita juga punya hak yang sama kan untuk menuntut keperjakaan kaum pria? Tapi kayaknya gw jarang banget deh dengar ada pasangan yang gagal menikah karena laki-lakinya yang udah gak perjaka. Apa ini bentuk ketidakadilan? Diskriminasi? Bukankah seharusnya virginitas seorang wanita itu punya nilai yang sama dengan keperjakaan seorang laki-laki? Tapi kenapa wanita sepertinya selalu diberikan kewajiban yang lebih berat untuk menjaga virginitas mereka sih?
Tidak hanya beban harus disingkirkan saat calon suami tahu tentang hal ini. Ada beberapa orang wanita yang ternyata juga harus menderita karena suaminya selalu menghina mereka setelah menikah, padahal sebelum menikah calon suami ini sudah tahu loh kalau wanitanya udah gak virgin lagi.
Itu bagi wanita yang sudah nyaris menikah atau yang sudah menikah. Lalu bagaimana dengan yang belum menikah sudah tidak virgin? Tidak jarang, beberapa dari mereka yang ketahuan juga harus dikucilkan dan dianggap tidak ada olah masyarakat di sekitarnya.
Banyak orang beranggapan jika virginitas wanita adalah hal paling penting yang bisa dijadikan tolak ukur moral dan kebaikan si wanita itu sendiri. Yah, seorang wanita akan dianggap baik jika ia mampu menjaga keperawanannya hingga menikah. Lalu bagaimana dengan wanita yang sudah tidak virgin sebelum dia menikah? Apakah dia bisa dibilang wanita jahat yang tidak bermoral? Wanita tidak baik? Wanita nakal? Atau ada yang lebih buruk lagi?
Gw gak tahu darimana paradigma seperti itu muncul dan berkembang di masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat kita akan langsung meng-judge wanita yang sudah tidak virgin sebelum menikah adalah wanita yang tidak baik. Oke, mungkin bagi sebagian pria virginitas wanita yang akan menjadi istrinya itu penting. Tapi rasanya akan terlalu picik dan sempit jika kita semua menjadikan virginitas kaum wanita adalah satu-satunya tolak ukur nilai kebaikan dan moral. Jika baik itu bermakna luas, kenapa kita hanya mengukur dari virginitasnya?
Adakah diantara kalian yang masih ingat dengan film VIRGIN? Sebuah film yang dibintangi oleh Laudya Chintya Bella. Film ini menceritakan tentang tiga remaja yang memiliki latar belakang keluarga berbeda dengan lingkungan pergaulan yang sangat bebas. Dalam film ini Bella memerankan tokoh gadis yang berwatak kalem dan sedikit berbeda dengan dua temannya. Dua teman Bella sudah lebih dulu kehilangan virginitasnya akibat pergaulan bebas. Sedangkan Bella, ia hanya satu-satunya tokoh cerita ini yang berhasil mempertahankan keperawanannya hingga akhir cerita.
Dengan film ini, mari kita analisis lagi. Apakah memang sebuah tindakan bijak jika kita menjadikan virginitas kaum wanita sebagai satu-satunya tolak ukur nilai kebaikan dan moral mereka?
Dalam cerita ini Bella sempat akan menjual keperawanannya pada seorang laki-laki hidung belang hanya demi membantu salah seorang kawannya yang sudah menghilangkan mobil milik seseorang. Karena mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk menggangti mobil tersebut, akhirnya Bella setuju dan nekat untuk menjual keperawanannya. Bella rela melakukan hal ini setelah dua temannya mengatakan jika dia egois.
coba kita lihat sisi kebaikan Bella, dia rela kehilangan keperawanannya hanya karena ingin MEMBANTU TEMANNYA. Membantu teman, apa itu sebuah tindakan kriminal? Mungkin ada diantara kita yang berkata “Apa tidak ada solusi lain?” Kita mungkin akan berpikir jika itu pikiran yang tolol dan terlampau bodoh, tapi dalam film berjudul VIRGIN itu memang tidak diceritakan solusi lain kecuali Bella menjual keperawanannya, jadi mau tidak mau ya itu yang harus dia lakukan. Dalam dunia nyata mungkin kita akan menemukan solusi lain dari masalah itu, tapi coba pikirkan seandainya kita ada dalam posisi seperti Bella. Tidak ada pilihan dan solusi lain kecuali itu. Rasanya akan kecil sekali peluangnya untuk tetap mempertahankan virginitasnya. Meskipun pada akhirnya Bella tidak kehilangan virginitasnya, tapi disini Bella menunjukan sisi kebaikannya tersendiri dengan niatan untuk menolong teman.
Tidak hanya dalam dunia perfilman, dalam acara berita kriminal mata kita juga sering disuguhi informasi pemerkosaan pada anak-anak, wanita berjilbab dan wanita-wanita lainnya yang sebenarnya baik. Jika bicara masalah pemerkosaan, sebagian dari kita akan berkata “Kasihan tuh harus kehilangan virginnya.”. Dalam hal seperti ini apakah kemudian virginitas masih berlaku sebagai satu-satunya ukuran untuk kebaikan dan moral seorang wanita? Jika iya, malang sekali nasib korban pemerkosaan itu. Iya kalau udah nikah, kalau belum? Apa gak ada yang bakalan nikahin karena gak virgin? Udah jadi korban pemerkosaan, masih dianggap jahat dan tidak baik pula.
Memutuskan seorang wanita baik atau tidak, janganlah hanya dilihat dari satu sisinya saja, virgin. Masih banyak hal yang lebih layak dijadikan ukuran untuk menilai seberapa baik seorang wanita. Virginitas, mungkin memang sebuah hal teramat berharga yang harus dijaga dari seorang wanita. Tapi seperti hal berharga lainnya, virginitas seorang wanita juga bisa hilang karena hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi pantaskah kita menganggap seseorang itu tidak baik hanya karena ia sudah kehilangan harta berharganya karena hal yang tidak diinginkan? Jika wanita selalu dituntut untuk masih virgin sebelum menjadi istri para laki-laki, kenapa juga para laki-laki begitu egois hingga harus memperkosa anak-anak perempuan dan wanita yang belum menikah? Buat kaum pria yang selalu menuntut virginitas calon istrinya, tolong diingat! Wanita itu bisa jadi gak virgin ya karena perbuatan kaum kalian, jadi gak usah sok nuntut dan egois deh!
Lalu bagaimana jika wanita yang sudah tidak virgin lagi itu karena mereka bekerja sebagai pelacur atau karena pergaulan bebas yang sudah ia nikmati?
Virgin, jika ditanyakan pada seorang wanita, ini bisa saja menjadi hal yang sangat sensitif. Apalagi bagi Negara kita yang masih sangat menjunjung tinggi adat ketimuran dan menganggap tabu hal-hal semacam itu. Wajar saja sih jika kemudian kita berpikir orang-orang yang menjadi pelaku pergaulan bebas dan dunia prostitusi adalah orang yang tidak baik. Tapi bukankah setiap orang melakukan satu hal karena memiliki alasan? Jadi, rasanya akan lebih baik jika kita lebih dulu memahami alasan mereka hingga harus terjebak pada dunia-dunia semacam itu. Pahami alasan masuk akal mereka, tapi jangan pernah jadikan alasan itu sebagai pembenaran tindakan mereka. Sampai kapanpun prostitusi dan pergaulan bebas memang menyalahi aturan. Tapi hal terbaik untuk menghadapi pelaku pergaulan bebas dan dunia prostitusi adalah dengan mengajak mereka kembali pada jalan yang benar. Dan caranya, bukan langsung dengan menyalahkan mereka dan membantah keras-keras apa yang sudah mereka lakukan.
Alasan apapun memang tidak membenarkan tindakan mereka. Tapi cobalah berempati, bayangkan kita ada dalam posisi mereka dan kemudian cobalah pikirkan apa yang akan kita lakukan saat ada dalam posisi mereka. Apakah kita akan melakukan hal yang sama atau tidak. Jika sudah seperti itu, rasanya dunia akan jadi lebih indah karena dipenuhi dengan maaf. Bukankah manusia selalu memiliki sisi kebaikan dan kejahatannya masing-masing? Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia diciptakan untuk saling belajar dari orang-orang disekitarnya. Jika Tuhan masih memaafkan dan memberi kesempatan pada orang yang kita anggap tidak baik, kenpa kita harus terkesan seperti menyingkirkan mereka? Bukankah hanya Tuhan yang tahu apa manusia itu benar-benar baik atau tidak?
Virgin, memang akan menjadi nilai plus bagi seorang wanita. Tapi virgin bukan satu-satunya tolak ukur kebaikan wanita.
Virgin itu penting, tapi jangan abaikan hal penting lainnya karena kita terlalu memberi perhatian lebih pada satu hal saja.
Jadi buat wanita yang belum menikah (termasuk gw), marilah bersama-sama kita jaga virginitas kita kalau tidak ingin didepak Sang Calon Suami Pujaan Hati.
Waspadalah!!!! hahhaaa
Yupp, kemarin gw baru saja mendiskusikan topik ini bareng temen-temen gw. Gw lupa kenapa kita semua bisa nyampe ke topik ini. Banyak obrolan kita sebelumnya, tapi gw bener-bener lupa topik apa yang udah nganterin kita ke obrolan serius yang menggelikan ini.
Ngomongin masalah virgin, sepertinya hal ini memang seringkali diidentikan pada wanita. Banyak pria mempertanyakan “Are you still virgin?” pada calon istri mereka. Kenapa begitu? Karena pria-pria seringkali menuntut wanita yang akan dijadikan istrinya adalah wanita yang masih virgin. Kenapa? Kenapa hanya wanita yang selalu dipertanyakan tentang hal ini? Apakah memang benar jika virgin adalah nilai plus yang memberikan keistimewaan tersendiri pada seorang wanita? Kenapa para pria itu selalu merasa bermasalah jika mendapati calon istri mereka adalah wanita yang sudah tidak virgin lagi? Jika pria-pria merasa berhak menuntut virginitas dari seorang wanita yang akan jadi istrinya, gw rasa sebagai seorang wanita kita juga punya hak yang sama kan untuk menuntut keperjakaan kaum pria? Tapi kayaknya gw jarang banget deh dengar ada pasangan yang gagal menikah karena laki-lakinya yang udah gak perjaka. Apa ini bentuk ketidakadilan? Diskriminasi? Bukankah seharusnya virginitas seorang wanita itu punya nilai yang sama dengan keperjakaan seorang laki-laki? Tapi kenapa wanita sepertinya selalu diberikan kewajiban yang lebih berat untuk menjaga virginitas mereka sih?
Tidak hanya beban harus disingkirkan saat calon suami tahu tentang hal ini. Ada beberapa orang wanita yang ternyata juga harus menderita karena suaminya selalu menghina mereka setelah menikah, padahal sebelum menikah calon suami ini sudah tahu loh kalau wanitanya udah gak virgin lagi.
Itu bagi wanita yang sudah nyaris menikah atau yang sudah menikah. Lalu bagaimana dengan yang belum menikah sudah tidak virgin? Tidak jarang, beberapa dari mereka yang ketahuan juga harus dikucilkan dan dianggap tidak ada olah masyarakat di sekitarnya.
Banyak orang beranggapan jika virginitas wanita adalah hal paling penting yang bisa dijadikan tolak ukur moral dan kebaikan si wanita itu sendiri. Yah, seorang wanita akan dianggap baik jika ia mampu menjaga keperawanannya hingga menikah. Lalu bagaimana dengan wanita yang sudah tidak virgin sebelum dia menikah? Apakah dia bisa dibilang wanita jahat yang tidak bermoral? Wanita tidak baik? Wanita nakal? Atau ada yang lebih buruk lagi?
Gw gak tahu darimana paradigma seperti itu muncul dan berkembang di masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat kita akan langsung meng-judge wanita yang sudah tidak virgin sebelum menikah adalah wanita yang tidak baik. Oke, mungkin bagi sebagian pria virginitas wanita yang akan menjadi istrinya itu penting. Tapi rasanya akan terlalu picik dan sempit jika kita semua menjadikan virginitas kaum wanita adalah satu-satunya tolak ukur nilai kebaikan dan moral. Jika baik itu bermakna luas, kenapa kita hanya mengukur dari virginitasnya?
Adakah diantara kalian yang masih ingat dengan film VIRGIN? Sebuah film yang dibintangi oleh Laudya Chintya Bella. Film ini menceritakan tentang tiga remaja yang memiliki latar belakang keluarga berbeda dengan lingkungan pergaulan yang sangat bebas. Dalam film ini Bella memerankan tokoh gadis yang berwatak kalem dan sedikit berbeda dengan dua temannya. Dua teman Bella sudah lebih dulu kehilangan virginitasnya akibat pergaulan bebas. Sedangkan Bella, ia hanya satu-satunya tokoh cerita ini yang berhasil mempertahankan keperawanannya hingga akhir cerita.
Dengan film ini, mari kita analisis lagi. Apakah memang sebuah tindakan bijak jika kita menjadikan virginitas kaum wanita sebagai satu-satunya tolak ukur nilai kebaikan dan moral mereka?
Dalam cerita ini Bella sempat akan menjual keperawanannya pada seorang laki-laki hidung belang hanya demi membantu salah seorang kawannya yang sudah menghilangkan mobil milik seseorang. Karena mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk menggangti mobil tersebut, akhirnya Bella setuju dan nekat untuk menjual keperawanannya. Bella rela melakukan hal ini setelah dua temannya mengatakan jika dia egois.
coba kita lihat sisi kebaikan Bella, dia rela kehilangan keperawanannya hanya karena ingin MEMBANTU TEMANNYA. Membantu teman, apa itu sebuah tindakan kriminal? Mungkin ada diantara kita yang berkata “Apa tidak ada solusi lain?” Kita mungkin akan berpikir jika itu pikiran yang tolol dan terlampau bodoh, tapi dalam film berjudul VIRGIN itu memang tidak diceritakan solusi lain kecuali Bella menjual keperawanannya, jadi mau tidak mau ya itu yang harus dia lakukan. Dalam dunia nyata mungkin kita akan menemukan solusi lain dari masalah itu, tapi coba pikirkan seandainya kita ada dalam posisi seperti Bella. Tidak ada pilihan dan solusi lain kecuali itu. Rasanya akan kecil sekali peluangnya untuk tetap mempertahankan virginitasnya. Meskipun pada akhirnya Bella tidak kehilangan virginitasnya, tapi disini Bella menunjukan sisi kebaikannya tersendiri dengan niatan untuk menolong teman.
Tidak hanya dalam dunia perfilman, dalam acara berita kriminal mata kita juga sering disuguhi informasi pemerkosaan pada anak-anak, wanita berjilbab dan wanita-wanita lainnya yang sebenarnya baik. Jika bicara masalah pemerkosaan, sebagian dari kita akan berkata “Kasihan tuh harus kehilangan virginnya.”. Dalam hal seperti ini apakah kemudian virginitas masih berlaku sebagai satu-satunya ukuran untuk kebaikan dan moral seorang wanita? Jika iya, malang sekali nasib korban pemerkosaan itu. Iya kalau udah nikah, kalau belum? Apa gak ada yang bakalan nikahin karena gak virgin? Udah jadi korban pemerkosaan, masih dianggap jahat dan tidak baik pula.
Memutuskan seorang wanita baik atau tidak, janganlah hanya dilihat dari satu sisinya saja, virgin. Masih banyak hal yang lebih layak dijadikan ukuran untuk menilai seberapa baik seorang wanita. Virginitas, mungkin memang sebuah hal teramat berharga yang harus dijaga dari seorang wanita. Tapi seperti hal berharga lainnya, virginitas seorang wanita juga bisa hilang karena hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi pantaskah kita menganggap seseorang itu tidak baik hanya karena ia sudah kehilangan harta berharganya karena hal yang tidak diinginkan? Jika wanita selalu dituntut untuk masih virgin sebelum menjadi istri para laki-laki, kenapa juga para laki-laki begitu egois hingga harus memperkosa anak-anak perempuan dan wanita yang belum menikah? Buat kaum pria yang selalu menuntut virginitas calon istrinya, tolong diingat! Wanita itu bisa jadi gak virgin ya karena perbuatan kaum kalian, jadi gak usah sok nuntut dan egois deh!
Lalu bagaimana jika wanita yang sudah tidak virgin lagi itu karena mereka bekerja sebagai pelacur atau karena pergaulan bebas yang sudah ia nikmati?
Virgin, jika ditanyakan pada seorang wanita, ini bisa saja menjadi hal yang sangat sensitif. Apalagi bagi Negara kita yang masih sangat menjunjung tinggi adat ketimuran dan menganggap tabu hal-hal semacam itu. Wajar saja sih jika kemudian kita berpikir orang-orang yang menjadi pelaku pergaulan bebas dan dunia prostitusi adalah orang yang tidak baik. Tapi bukankah setiap orang melakukan satu hal karena memiliki alasan? Jadi, rasanya akan lebih baik jika kita lebih dulu memahami alasan mereka hingga harus terjebak pada dunia-dunia semacam itu. Pahami alasan masuk akal mereka, tapi jangan pernah jadikan alasan itu sebagai pembenaran tindakan mereka. Sampai kapanpun prostitusi dan pergaulan bebas memang menyalahi aturan. Tapi hal terbaik untuk menghadapi pelaku pergaulan bebas dan dunia prostitusi adalah dengan mengajak mereka kembali pada jalan yang benar. Dan caranya, bukan langsung dengan menyalahkan mereka dan membantah keras-keras apa yang sudah mereka lakukan.
Alasan apapun memang tidak membenarkan tindakan mereka. Tapi cobalah berempati, bayangkan kita ada dalam posisi mereka dan kemudian cobalah pikirkan apa yang akan kita lakukan saat ada dalam posisi mereka. Apakah kita akan melakukan hal yang sama atau tidak. Jika sudah seperti itu, rasanya dunia akan jadi lebih indah karena dipenuhi dengan maaf. Bukankah manusia selalu memiliki sisi kebaikan dan kejahatannya masing-masing? Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia diciptakan untuk saling belajar dari orang-orang disekitarnya. Jika Tuhan masih memaafkan dan memberi kesempatan pada orang yang kita anggap tidak baik, kenpa kita harus terkesan seperti menyingkirkan mereka? Bukankah hanya Tuhan yang tahu apa manusia itu benar-benar baik atau tidak?
Virgin, memang akan menjadi nilai plus bagi seorang wanita. Tapi virgin bukan satu-satunya tolak ukur kebaikan wanita.
Virgin itu penting, tapi jangan abaikan hal penting lainnya karena kita terlalu memberi perhatian lebih pada satu hal saja.
Jadi buat wanita yang belum menikah (termasuk gw), marilah bersama-sama kita jaga virginitas kita kalau tidak ingin didepak Sang Calon Suami Pujaan Hati.
Waspadalah!!!! hahhaaa
0 respons:
Post a Comment