Izinkan saiia untuk sedikit ber-mellow2aan dengan catatan saiia kali ini.
Ini kisah cinta seorang teman, dan saiia belajar banyak darinya tentang cinta, kesetiaan, kebodohan, kekecewaan, kesabaran dan juga sekaligus rasa sakit hati yang mendalam.
CINTA. Hingga saat ini saiia masih merasa terlalu rumit untuk mendefinisikan apa arti kata itu. Saiia sering berbicara panajang lebar tentang itu, tapi jujur saja saiia belum sungguh-sungguh memahaminya. Entah karena cinta itu sendiri yang terlalu sulit dipahami atau otak saiia yang masih belum bisa berpikir cerdas untuk kata itu. Apa kalian menyebut saiia terlalu bodoh? Mungkin, saiia juga masih merasa begitu.
Berbicara masalah CINTA, saiia langsung ingat pada salah satu teman laki-laki saiia. Dari cintanya kepada seorang wanita, saiia belajar banyak. Tidak hanya dari teman laki-laki saiia, dari si wanita yang disukainya itu, saiia juga belajar banyak tentang CINTA.
Saiia punya teman laki-laki yang sangat mencintai seorang wanita selama bertahun-tahun lamanya. Untuk mempermudah, bagaimana kalau kita panggil saja wanita itu dengan Ilalang? Entah kenapa saiia memilih nama itu, mungkin karena huruf depannya yang sama. Sudahlah, apa arti sebuah nama, bukan?
Teman saiia sangat mencintai gadis bernama Ilalang itu. Cinta pertama, yah mungkin lebih tepatnya begitu. Karena si laki-laki teman saiia itu memang jatuh cinta pada Ilalang sejak masih duduk di bangku SD. Bertahun-tahun lamanya setelah ia lulus dari SD, ia sama sekali tidak berpacaran dengan perempuan manapun. Alasannya selalu sama, karena ia masih sangat, sangat, dan sangat mencintai Ilalang. Saiia seringkali bertanya-tanya pada diri saiia sendiri dan berpikir apa yang istimewa dari Ilalang tersebut hingga teman saiia begitu mencintai dan mengharapkannya. Ilalang itu tidak berbeda dengan gadis kebanyakan, ia biasa-biasa saja. Atau mungkin saiia yang tidak bisa melihat keistimewaannya karena saiia tidak sedang jatuh cinta padanya? Sekali lagi, mungkin itu benar.
Teman laki-laki saiia sudah melewatkan banyak waktu untuk menunggu cinta dari Ilalang itu menghampirinya, tapi sepertinya keberuntungan masih enggan berpihak padanya. Ilalang itu masih saja menganggap teman laki-laki saiia itu sebagai sahabatnya. Tapi ia belum putus asa. Ia menunggu, menunggu dan terus menunggu lagi. Dalam doanya hanya nama Ilalang yang disebut, dalam lukisan harapannya hanya Ilalang yang digambarkan, dalam torehan cita-citanya hanya Ilalang yang menjadi tujuannya, dalam nafasnya hanya nama Ilalang yang selalu dihembuskannya. Ya, selalu Ilalang itu.
Ia tak hanya diam dan menunggu, tapi segala cara juga sudah dilakukannya agar si Ilalang bisa mencintainya. Ia bahkan harus bisa menekan dalam-dalam rasa cemburunya demi melihat Ilalang bahagia dengan kekasih pilihannya. Sampai disini, saiia begitu mengagumi kesetiannya tapi juga sekaligus menganggapnya bodoh. Banyak hal yang sudah ia lewatkan hanya demi si Ilalang, tapi ia tidak juga bahagia. Saiia sering menggumam pelan dan bertanya pada diri sendiri, “Apa sih susahnya mencari perempuan lain? Masih jauh lebih banyak Ilalang-ilalang lain yang mau menerima cintanya. Masih banyak Ilalang-ilalalng lain yang akan mampu membahagiakannya.” Saiia memang sering menggumam sendiri, tapi gumaman itu selalu hanya berakhir menjadi lamunan batin saja. Entah kenapa, saiia juga tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu langsung padanya. Kalian tahu bagaimana orang yang sedang dirundung asmara, bukan? Hanya kebaikan dan kelebihan orang itu yang bisa kita lihat. Mata-mata orang yang sedang jatuh cinta seolah seperti dibutakan dengan semua kekurangan dari si lawan jenis yang memikatnya. Lalu, apa gunanya saiia mengatakan masih ada banyak Ilalang yang lebih baik jika saat ini teman saiia beranggapan bahwa Ilalangnya adalah yang terbaik? Saiia yang akan kalah jika masih terus memaksa berdebat. Akhirnya, saiia tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan laki-laki itu begelut sendiri dengan kepedihannya yang masih tetap menanti Ilalang untuk mencintainya.
Kawan, kalian tahu apa pertanyaan saiia? Inikah KESETIAAN itu? atau, ini hanyalah KEBODOHAN yang diciptakan CINTA?
Waktu terus berjalan, hingga saat ini kami semua menginjak usia dua puluh tahun. Dalam perjalanan waktu itu, saiia sudah tidak terlalu berminat memperhatikan teman laki-laki saiia yang masih mencintai Ilalang itu. Hanya saja saiia merasa ikut bahagia dan tersenyum lega, saat saiia melihat isi obrolan teman laki-laki saiia dan Ilalang itu di wall facebook. Kawan, mereka terlihat sangat mesra dengan panggilan sayang masing-masing. Saling memberi semangat, ciuman, dan segalanya. Meskipun hanya lewat facebook dan saiia tidak tahu apa mereka benar-benar sedang menjalin cinta atau tidak, tapi saiia seperti ikut merasa bahagia dan kegirangan dengan kemesraan yang sudah mereka tunjukan ke ranah publik. Saiia bersyukur, karena teman laki-laki saiia akhirnya memiliki akhir cerita cinta yang membahagiakan.
Waktu kembali berlalu dan saiia sudah benar-benar tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Saiia hanya berharap mereka baik-baik saja dan apa yang saiia kira sebagai akhir cerita memang benar-benar akhir cerita yang sesungguhnya.
Kawan, ternyata dugaan saiia salah. Kemesraan yang terlihat itu, cinta yang sepertinya sudah diberikan si Ilalang pada teman laki-laki saiia itu ternyata bukan akhir cerita yang sesungguhnya.
Kawan, ini belum benar-benar berakhir!!
Kemesraan itu hilang, ciuman di facebook dan panggilan sayang itu lenyap dan tidak ada lagi saling memberi semangat. Huh, apa saiia seperti mata-mata yang mengamati kehidupan teman saiia lewat facebook, kawan? Kawan, semua saiia lakukan semata karena saiia ingin tahu apa teman laki-laki saiia benar-benar bahagia? Apa saiia salah, kawan? Apa saiia sudah terlalu dalam mencampuri urusan mereka?
Kawan, hal menyakitkan kembali harus dirasakan teman laki-laki saiia. Ia harus kembali menerima keadaan begitu saja dan membiarkan Ilalang itu kembali ke pangkuan pacar sebelumnya. Yah, saiia tidak tahu apa yang menjadi penyebab putusnya Ilalang dan pacarnya itu, tapi mereka kembali bersama dan teman laki-laki saiia harus kembali mengalah untuk merelakan Ilalang itu bersama laki-laki lain.
Kawan, sungguh saiia merasa sangat iba pada teman laki-laki saiia saat membaca salah satu statusnya ketika ia mengatakan jika ia sudah tidak sanggup lagi mengalah karena rasa sakitnya. Kawan, jika lain waktu saiia selalu menyemangati seseorang untuk tetap optimis dan berusaha dalam meraih cita-citanya, kali ini sungguh saiia berharap lebih baik dia menyerah saja dengan kenyataan. Bukan apa-apa kawan, saiia hanya tidak ingin melihat teman laki-laki saiia merasakan sakit yang lebih dalam lagi.
Hingga saat saiia menulis ini, saiia tahu Ilalang masih berbahagia dengan kekasih lamanya dan teman laki-laki saiia masih mencoba berusaha menang dan bangkit lagi setelah berperang dengan rasa sakit hatinya. Saiia tidak tahu lagi seperti apa kabar dan keadaan teman laki-laki saiia. Facebooknya seperti manusia yang nyaris kehilangan nyawa.
Kawan, apa ini akhir cerita yang sesungguhnya? Jika memang harus seperti ini, saiia berharap semua yang terlibat dalam kisah cinta itu akan menemukan kebahagiaannya masing-masing. Kawan, saiia sungguh sudah tidak sanggup lagi jika harus melihat teman laki-laki saiia kembali mengalami luka karena cinta.
Jika CINTA selalu berkaitan dengan HATI, mengapa ia harus membuat OTAK manusia seperti menjadi BODOH?
Teman, saiia sungguh menyayangimu. Lewat tulisan ini saiia hanya ingin member tahu padamu, jika kamu membuka mata dan hatimu untuk gadis lainnya, kamu akan menemukan seseorang yang benar-benar akan membuatmu bahagia. Benar-benar bahagia, teman. Bukan kamuflase bahagia.
Semoga kamu beruntung, teman.
Ini kisah cinta seorang teman, dan saiia belajar banyak darinya tentang cinta, kesetiaan, kebodohan, kekecewaan, kesabaran dan juga sekaligus rasa sakit hati yang mendalam.
CINTA. Hingga saat ini saiia masih merasa terlalu rumit untuk mendefinisikan apa arti kata itu. Saiia sering berbicara panajang lebar tentang itu, tapi jujur saja saiia belum sungguh-sungguh memahaminya. Entah karena cinta itu sendiri yang terlalu sulit dipahami atau otak saiia yang masih belum bisa berpikir cerdas untuk kata itu. Apa kalian menyebut saiia terlalu bodoh? Mungkin, saiia juga masih merasa begitu.
Berbicara masalah CINTA, saiia langsung ingat pada salah satu teman laki-laki saiia. Dari cintanya kepada seorang wanita, saiia belajar banyak. Tidak hanya dari teman laki-laki saiia, dari si wanita yang disukainya itu, saiia juga belajar banyak tentang CINTA.
Saiia punya teman laki-laki yang sangat mencintai seorang wanita selama bertahun-tahun lamanya. Untuk mempermudah, bagaimana kalau kita panggil saja wanita itu dengan Ilalang? Entah kenapa saiia memilih nama itu, mungkin karena huruf depannya yang sama. Sudahlah, apa arti sebuah nama, bukan?
Teman saiia sangat mencintai gadis bernama Ilalang itu. Cinta pertama, yah mungkin lebih tepatnya begitu. Karena si laki-laki teman saiia itu memang jatuh cinta pada Ilalang sejak masih duduk di bangku SD. Bertahun-tahun lamanya setelah ia lulus dari SD, ia sama sekali tidak berpacaran dengan perempuan manapun. Alasannya selalu sama, karena ia masih sangat, sangat, dan sangat mencintai Ilalang. Saiia seringkali bertanya-tanya pada diri saiia sendiri dan berpikir apa yang istimewa dari Ilalang tersebut hingga teman saiia begitu mencintai dan mengharapkannya. Ilalang itu tidak berbeda dengan gadis kebanyakan, ia biasa-biasa saja. Atau mungkin saiia yang tidak bisa melihat keistimewaannya karena saiia tidak sedang jatuh cinta padanya? Sekali lagi, mungkin itu benar.
Teman laki-laki saiia sudah melewatkan banyak waktu untuk menunggu cinta dari Ilalang itu menghampirinya, tapi sepertinya keberuntungan masih enggan berpihak padanya. Ilalang itu masih saja menganggap teman laki-laki saiia itu sebagai sahabatnya. Tapi ia belum putus asa. Ia menunggu, menunggu dan terus menunggu lagi. Dalam doanya hanya nama Ilalang yang disebut, dalam lukisan harapannya hanya Ilalang yang digambarkan, dalam torehan cita-citanya hanya Ilalang yang menjadi tujuannya, dalam nafasnya hanya nama Ilalang yang selalu dihembuskannya. Ya, selalu Ilalang itu.
Ia tak hanya diam dan menunggu, tapi segala cara juga sudah dilakukannya agar si Ilalang bisa mencintainya. Ia bahkan harus bisa menekan dalam-dalam rasa cemburunya demi melihat Ilalang bahagia dengan kekasih pilihannya. Sampai disini, saiia begitu mengagumi kesetiannya tapi juga sekaligus menganggapnya bodoh. Banyak hal yang sudah ia lewatkan hanya demi si Ilalang, tapi ia tidak juga bahagia. Saiia sering menggumam pelan dan bertanya pada diri sendiri, “Apa sih susahnya mencari perempuan lain? Masih jauh lebih banyak Ilalang-ilalang lain yang mau menerima cintanya. Masih banyak Ilalang-ilalalng lain yang akan mampu membahagiakannya.” Saiia memang sering menggumam sendiri, tapi gumaman itu selalu hanya berakhir menjadi lamunan batin saja. Entah kenapa, saiia juga tidak memiliki keberanian untuk mengatakan hal itu langsung padanya. Kalian tahu bagaimana orang yang sedang dirundung asmara, bukan? Hanya kebaikan dan kelebihan orang itu yang bisa kita lihat. Mata-mata orang yang sedang jatuh cinta seolah seperti dibutakan dengan semua kekurangan dari si lawan jenis yang memikatnya. Lalu, apa gunanya saiia mengatakan masih ada banyak Ilalang yang lebih baik jika saat ini teman saiia beranggapan bahwa Ilalangnya adalah yang terbaik? Saiia yang akan kalah jika masih terus memaksa berdebat. Akhirnya, saiia tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan laki-laki itu begelut sendiri dengan kepedihannya yang masih tetap menanti Ilalang untuk mencintainya.
Kawan, kalian tahu apa pertanyaan saiia? Inikah KESETIAAN itu? atau, ini hanyalah KEBODOHAN yang diciptakan CINTA?
Waktu terus berjalan, hingga saat ini kami semua menginjak usia dua puluh tahun. Dalam perjalanan waktu itu, saiia sudah tidak terlalu berminat memperhatikan teman laki-laki saiia yang masih mencintai Ilalang itu. Hanya saja saiia merasa ikut bahagia dan tersenyum lega, saat saiia melihat isi obrolan teman laki-laki saiia dan Ilalang itu di wall facebook. Kawan, mereka terlihat sangat mesra dengan panggilan sayang masing-masing. Saling memberi semangat, ciuman, dan segalanya. Meskipun hanya lewat facebook dan saiia tidak tahu apa mereka benar-benar sedang menjalin cinta atau tidak, tapi saiia seperti ikut merasa bahagia dan kegirangan dengan kemesraan yang sudah mereka tunjukan ke ranah publik. Saiia bersyukur, karena teman laki-laki saiia akhirnya memiliki akhir cerita cinta yang membahagiakan.
Waktu kembali berlalu dan saiia sudah benar-benar tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Saiia hanya berharap mereka baik-baik saja dan apa yang saiia kira sebagai akhir cerita memang benar-benar akhir cerita yang sesungguhnya.
Kawan, ternyata dugaan saiia salah. Kemesraan yang terlihat itu, cinta yang sepertinya sudah diberikan si Ilalang pada teman laki-laki saiia itu ternyata bukan akhir cerita yang sesungguhnya.
Kawan, ini belum benar-benar berakhir!!
Kemesraan itu hilang, ciuman di facebook dan panggilan sayang itu lenyap dan tidak ada lagi saling memberi semangat. Huh, apa saiia seperti mata-mata yang mengamati kehidupan teman saiia lewat facebook, kawan? Kawan, semua saiia lakukan semata karena saiia ingin tahu apa teman laki-laki saiia benar-benar bahagia? Apa saiia salah, kawan? Apa saiia sudah terlalu dalam mencampuri urusan mereka?
Kawan, hal menyakitkan kembali harus dirasakan teman laki-laki saiia. Ia harus kembali menerima keadaan begitu saja dan membiarkan Ilalang itu kembali ke pangkuan pacar sebelumnya. Yah, saiia tidak tahu apa yang menjadi penyebab putusnya Ilalang dan pacarnya itu, tapi mereka kembali bersama dan teman laki-laki saiia harus kembali mengalah untuk merelakan Ilalang itu bersama laki-laki lain.
Kawan, sungguh saiia merasa sangat iba pada teman laki-laki saiia saat membaca salah satu statusnya ketika ia mengatakan jika ia sudah tidak sanggup lagi mengalah karena rasa sakitnya. Kawan, jika lain waktu saiia selalu menyemangati seseorang untuk tetap optimis dan berusaha dalam meraih cita-citanya, kali ini sungguh saiia berharap lebih baik dia menyerah saja dengan kenyataan. Bukan apa-apa kawan, saiia hanya tidak ingin melihat teman laki-laki saiia merasakan sakit yang lebih dalam lagi.
Hingga saat saiia menulis ini, saiia tahu Ilalang masih berbahagia dengan kekasih lamanya dan teman laki-laki saiia masih mencoba berusaha menang dan bangkit lagi setelah berperang dengan rasa sakit hatinya. Saiia tidak tahu lagi seperti apa kabar dan keadaan teman laki-laki saiia. Facebooknya seperti manusia yang nyaris kehilangan nyawa.
Kawan, apa ini akhir cerita yang sesungguhnya? Jika memang harus seperti ini, saiia berharap semua yang terlibat dalam kisah cinta itu akan menemukan kebahagiaannya masing-masing. Kawan, saiia sungguh sudah tidak sanggup lagi jika harus melihat teman laki-laki saiia kembali mengalami luka karena cinta.
Jika CINTA selalu berkaitan dengan HATI, mengapa ia harus membuat OTAK manusia seperti menjadi BODOH?
Teman, saiia sungguh menyayangimu. Lewat tulisan ini saiia hanya ingin member tahu padamu, jika kamu membuka mata dan hatimu untuk gadis lainnya, kamu akan menemukan seseorang yang benar-benar akan membuatmu bahagia. Benar-benar bahagia, teman. Bukan kamuflase bahagia.
Semoga kamu beruntung, teman.
0 respons:
Post a Comment